Selasa, 25 Januari 2011

PAKET OUTBOND TOUR MAKASSAR

MENIKMATI KESEJUKAN DAN KEINDAHAN ALAM MALINO
PAKET TOUR MAKASSAR 4 HARI 3 MALAM

Hari Pertama : Airport – Balla Lompoa – Malino
Setelah peserta tiba di Bandara International Sultan Hasanuddin Makassar, peserta akan di jemput oleh crew kami “ welcome Makassar “. Selanjutnya peserta diajak untuk mengunjungi Istana kerajaan Gowa yaitu “ Balla Lompoa “. Lunch di Local Restaurant kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Malino. Check in hotel dan istirahat sejenak. Setelah beristirahat, peserta akan kami ajak untuk mengunjungi perkebunan teh yang ada di Malino. Disini peserta akan disuguhi pemandangan alam pegunungan dan hutan pinus yang sangat indah, selain itu juga terdapat perkebunan strawberry. Dinner di Local Restaurant. Setelah dinner, peserta akan kami suguhi minuman hangat khas Makassar “ Sarabba “ dipadukan dengan jagung bakar di sekitar api unggun yang akan kami buat sambil diiringi alunan musik oleh seniman Makassar. Acara bebas.

Hari Kedua : Full day Malino
Setelah breakfast, peserta akan kami ajak untuk menikmati permainan out bond yang berada di kawasan hutan pinus Malino. Disini peserta dapat mencoba beberapa permainan seperti Flying fox, air soft gun, paint ball, dan sebagainya. Lunch akan kami sajikan di sekitar wahana permainan out bond, sambil berteduh di bawah pepohonan hutan pinus yang menyejukkan.Selanjutnya shopping di pasar tradisional Malino yang menjual berbagai macam oleh-oleh seperti Juice Markisa. Sore harinya, peserta kami ajak untuk menikmati keindahan dan kesejukan air terjun Malino. Dinner di Local restaurant. Kembali ke hotel dan acara bebas.

Hari Ketiga : Trans Studio – Pantai Akkarena
Setelah breakfast, check out hotel kemudian perjalanan dilanjutkan kembali ke kota Makassar, lunch di Local Restaurant. Setelah lunch peserta kami ajak menuju wahana Trans Studio World Theme park, selanjutnya peserta diajak untuk menikmati sunset di Pantai Akkarena, Dinner di Local Restaurant, check in hotel istirahat dan acara bebas.

Hari Keempat : Check out – Shopping Tour – Fort Rotterdam – Airport
Setelah breakfast dan check out hotel, peserta diajak untuk Shopping Tour di pusat souvenir dan oleh-oleh Khas Makassar di kawasan Somba Opu. Disini peserta dapat berbelanja kerajinan khas Sulawesi Selatan seperti kain sutera, Songkok Bone, Minyak Tawon, Juice Markisa, otak-otak, senjata khas Makassar “ Badik “ dan sebagainya. Lunch di Local Restaurant. Kemudian peserta diajak untuk mengunjungi Benteng bersejarah peninggalan kerajaan Gowa yaitu “ Fort Rotterdam “.Hingga tiba waktunya peserta akan kami antar menuju Bandara International Sultan Hasanuddin Makassar untuk melanjutkan penerbangan berikutnya.

FASILITAS PAKET :
TRANSPORTASI FULL AC STANDAR PARIWISATA

AKOMODASI / HOTEL SESUAI PILIHAN HARGA

KONSUMSI / MAKAN MINUM/ MEALS

LOCAL GUIDE

PROGRAM OBYEK WISATA & TIKET MASUK

RETRIBUSI ( TOL, PARKIR )

CHECK-IN AIRPORT ( SAAT KEBERANGKATAN PULANG )

FASILITAS LAINNYA SESUAI PERMINTAAN KONSUMEN

KAMI JUGA MELAYANI :
RENTAL TRANSPORTASI PARIWISATA

OUTING & OUTBOUND TRAINING PROGRAM

DOMESTIK & INTERNATIONAL TOUR PACKAGE

Reservasi & Informasi silahkan hubungi kami:
Lets Go Tours & Travel, Makassar.

Jl. Penghibur No.46

(Losari Beach Area),

MAKASSAR,SOUTH-SULAWESI

(0411) 316083, (0411) 2442233,082187623626, 085299084999

Email / YM :Lets_gotour1@yahoo.com Lets_gotour2@yahoo.com & lets_go.tourtravel@yahoo.com

http://letsgotours.blogspot.com/

Senin, 24 Januari 2011

PAKET GATHERING TOUR MAKASSAR

MOMENT YANG TAK TERLUPAKAN DI MAKASSAR
PAKET TOUR MAKASSAR 4 HARI 3 MALAM

Hari Pertama : Airport – Benteng Rotterdam – Pulau Khayangan ( L,D )
Setelah peserta tiba di Bandara International Sultan Hasanuddin Makassar, peserta akan di jemput oleh crew kami “ welcome Makassar “. Selanjutnya peserta diajak untuk mengunjungi Benteng bersejarah peninggalan kerajaan Gowa yaitu “ Fort Rotterdam “. Lunch di Local Restaurant. Setelah itu, peserta diantar menuju dermaga penyebrangan ke Pulau Khayangan. Check in hotel dan acara bebas. Sore hari, sambil menunggu matahari terbenam pesrta kami ajak untuk mengikuti “ Fun Games “ yang telah kami rancang seperti perlombaan meracik dan membuat makanan atau kuliner khas Makassar seperti “ Pisang epe’, es pisang ijo, es palubutung, dan sebagainya “. Setelah makan malam, peserta kami ajak untuk menikmati jagung bakar di sekitar api unggun yang akan kami buat sambil diiringi alunan musik oleh seniman Makassar. Acara bebas.

Hari Kedua : Trans Studio – Pantai Akkarena ( B,L,D )
Setelah breakfast, check out hotel kemudian perjalanan dilanjutkan kembali ke kota Makassar, lunch di Local Restaurant. Setelah lunch peserta kami ajak menuju wahana Trans Studio World Theme park, selanjutnya peserta diajak untuk menikmati sunset di Pantai Akkarena, Dinner di Local Restaurant, check in hotel istirahat dan acara bebas.
Hari Ketiga : Bantimurung – Shopping Tour – Pantai Losari ( B,L,D )
Setelah breakfast, peserta akan kami ajak menuju obyek wisata Bantimurung. Disini peserta akan kami ajak untuk mengikuti “ Fun Games “ yang telah kami rancang, seperti outbond dan perlombaan meracik dan membuat makanan atau kuliner khas Makassar seperti “ Pisang epe’, es pisang ijo, es palubutung, dan sebagainya “. Lunch akan kami sajikan di area Bantimurung sambil menikmati gemuruh Air terjun dan kupu-kupu yang beterbangan di area ini. Selanjutnya peserta kami ajak kembali ke kota Makassar untuk mengunjungi kawasan Somba opu yang merupakan pusat souvenir, oleh-oleh dan kerajinan khas Sulawesi Selatan. Setelah itu menuju Anjungan Pantai Losari untuk menikmati sunset sambil menunggu makan malam. Dinner di Local Restaurant. Kembali ke Hotel, istirahat dan acara bebas.

Hari Keempat : Check out – Balla Lompoa – Benteng Somba Opu – Airport ( B,L )
Setelah breakfast dan proses check out hotel , peserta diajak untuk mengunjungi Istana kerajaan Gowa yaitu “ Balla Lompoa “. Kemudian peserta kami ajak untuk mengunjungi Benteng Somba Opu, disini peserta bisa melihat berbagai macam rumah adat khas Sulawesi Selatan, peserta juga dapat berfoto dengan latar belakang rumah adat suku Toraja. Lunch di Local Restaurant. Hingga tiba waktunya peserta akan kami transfer ke Bandara International Sultan Hasanuddin Makassar untuk melanjutkan penerbangan berikutnya.\

FASILITAS PAKET :
TRANSPORTASI FULL AC STANDAR PARIWISATA

AKOMODASI / HOTEL SESUAI PILIHAN HARGA

KONSUMSI / MAKAN MINUM/ MEALS

LOCAL GUIDE

PROGRAM OBYEK WISATA & TIKET MASUK

RETRIBUSI ( TOL, PARKIR )

CHECK-IN AIRPORT ( SAAT KEBERANGKATAN PULANG )

FASILITAS LAINNYA SESUAI PERMINTAAN KONSUMEN

KAMI JUGA MELAYANI :
RENTAL TRANSPORTASI PARIWISATA

OUTING & OUTBOUND TRAINING PROGRAM

DOMESTIK & INTERNATIONAL TOUR PACKAGE


Reservasi & Informasi silahkan hubungi kami:
Lets Go Tours & Travel, Makassar.

Jl. Penghibur No.46

(Losari Beach Area),

MAKASSAR,SOUTH-SULAWESI

(0411) 316083, (0411) 2442233,082187623626, 085299084999

Email / YM :Lets_gotour1@yahoo.com Lets_gotour2@yahoo.com & lets_go.tourtravel@yahoo.com

http://letsgotours.blogspot.com/

Jumat, 21 Januari 2011

Sekilas Tentang Keunikan Budaya Suku Toraja

Lets-Go Tours & Travel
Sahabat Perjalanan Wisata anda

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 650.000 jiwa, dengan 450.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.
MASYARAKAT

Keluarga
Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh (sepupu keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan.Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga) kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang.
Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian, mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga. Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat yang telah meninggal. Nama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebelum adanya pemerintahan resmi oleh pemerintah kabupaten Tana Toraja, masing-masing desa melakukan pemerintahannya sendiri. Dalam situasi tertentu, ketika satu keluarga Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri, beberapa desa biasanya membentuk kelompok; kadang-kadang, bebrapa desa akan bersatu melawan desa-desa lain Hubungan antara keluarga diungkapkan melalui darah, perkawinan, dan berbagi rumah leluhur (tongkonan), secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual. Pertukaran tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial: siapa yang menuangkan tuak, siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan, tempat setiap orang boleh atau tidak boleh duduk, piring apa yang harus digunakan atau dihindari, dan bahkan potongan daging yang diperbolehkan untuk masing-masing orang.
Kelas sosial
Dalam masyarakat Toraja awal, hubungan keluarga bertalian dekat dengan kelas sosial. Ada tiga tingkatan kelas sosial: bangsawan, orang biasa, dan budak (perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda). Kelas sosial diturunkan melalui ibu. Tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih rendah tetapi diizinkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih tingi, ini bertujuan untuk meningkatkan status pada keturunan berikutnya. Sikap merendahkan dari Bangsawan terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga.
Kaum bangsawan, yang dipercaya sebagai keturunan dari surga,tinggal di tongkonan, sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana (pondok bambu yang disebut banua). Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka. Rakyat jelata boleh menikahi siapa saja tetapi para bangsawan biasanya melakukan pernikahan dalam keluarga untuk menjaga kemurnian status mereka. Rakyat biasa dan budak dilarang mengadakan perayaan kematian. Meskipun didasarkan pada kekerabatan dan status keturunan, ada juga beberapa gerak sosial yang dapat mempengaruhi status seseorang, seperti pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan.Kekayaan dihitung berdasarkan jumlah kerbau yang dimiliki.
Budak dalam masyarakat Toraja merupakan properti milik keluarga. Kadang-kadang orang Toraja menjadi budak karena terjerat utang dan membayarnya dengan cara menjadi budak. Budak bisa dibawa saat perang, dan perdagangan budak umum dilakukan. Budak bisa membeli kebebasan mereka, tetapi anak-anak mereka tetap mewarisi status budak. Budak tidak diperbolehkan memakai perunggu atau emas, makan dari piring yang sama dengan tuan mereka, atau berhubungan seksual dengan perempuan merdeka. Hukuman bagi pelanggaran tersebut yaitu hukuman mati.
Agama
Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana. Dewa-dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante (dewa bumi), Indo' Ongon-Ongon (dewi gempa bumi), Pong Lalondong (dewa kematian), Indo' Belo Tumbang (dewi pengobatan), dan lainnya.
Kekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman, disebut to minaa (seorang pendeta aluk). Aluk bukan hanya sistem kepercayaan, tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, agama, dan kebiasaaan. Aluk mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan. Tata cara Aluk bisa berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Satu hukum yang umum adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan. Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan. Kedua ritual tersebut sama pentingnya. Ketika ada para misionaris dari Belanda, orang Kristen Toraja tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan ritual kehidupan, tetapi diizinkan melakukan ritual kematian. Akibatnya, ritual kematian masih sering dilakukan hingga saat ini, tetapi ritual kehidupan sudah mulai jarang dilaksanakan.
KEBUDAYAAN

Tongkonan
Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon ("duduk").
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar.
Pembangunan tongkonan adalah pekerjaan yang melelahkan dan biasanya dilakukan dengan bantuan keluarga besar. Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat "pemerintahan". Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam adat dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu. Eksklusifitas kaum bangsawan atas tongkonan semakin berkurang seiring banyaknya rakyat biasa yang mencari pekerjaan yang menguntungkan di daerah lain di Indonesia. Setelah memperoleh cukup uang, orang biasa pun mampu membangun tongkonan yang besar.

Ukiran kayu
Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan.Untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Pa'ssura (atau "tulisan"). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.
Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. . Alam sering digunakan sebagai dasar dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur. Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri.Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat oranamen geometris.
Upacara pemakaman
Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman.Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.
Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.
Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar.Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.
Musik dan Tarian
Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa duka cita, dan untuk menghormati sekaligus menyemangati arwah almarhum karena sang arwah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat. Pertama-tama, sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum (ritual terseebut disebut Ma'badong).Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman.Pada hari kedua pemakaman, tarian prajurit Ma'randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya. Beberapa orang pria melakukan tarian dengan pedang, prisai besar dari kulit kerbau, helm tanduk kerbau, dan berbagai ornamen lainnya. Tarian Ma'randing mengawali prosesi ketika jenazah dibawa dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para perempuan dewasa melakukan tarian Ma'katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu. Tarian Ma'akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum. Setelah penyembelihan kerbau dan babi, sekelompok anak lelaki dan perempuan bertepuk tangan sambil melakukan tarian ceria yang disebut Ma'dondan.
Seperti di masyarakat agraris lainnya, suku Toraja bernyanyi dan menari selama musim panen. Tarian Ma'bugi dilakukan untuk merayakan Hari Pengucapan Syukur dan tarian Ma'gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras. Ada beberapa tarian perang, misalnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh pria dan kemudian diikuti oleh tarian Ma'dandan oleh perempuan. Agama Aluk mengatur kapan dan bagaimana suku Toraja menari. Sebuah tarian yang disebut Ma'bua hanya bisa dilakukan 12 tahun sekali. Ma'bua adalah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci.
Alat musik tradisional Toraja adalah suling bambu yang disebut Pa'suling. Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian, seperti pada tarian Ma'bondensan, ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok pria yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang. Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya, misalnya Pa'pelle yang dibuat dari daun palem dan dimainkan pada waktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah.

Bahasa
Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.
Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae' , Talondo' , Toala' , dan Toraja-Sa'dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia.Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan. Hal itu adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja.Ciri yang menonjol dalam bahasa Toraja adalah gagasan tentang duka cita kematian. Pentingnya upacara kematian di Toraja telah membuat bahasa mereka dapat mengekspresikan perasaan duka cita dan proses berkabung dalam beberapa tingkatan yang rumit. Bahasa Toraja mempunyai banyak istilah untuk menunjukkan kesedihan, kerinduan, depresi, dan tekanan mental. Merupakan suatu katarsis bagi orang Toraja apabila dapat secara jelas menunjukkan pengaruh dari peristiwa kehilangan seseorang; hal tersebut kadang-kadang juga ditujukan untuk mengurangi penderitaan karena duka cita itu sendiri.

Komersialisasi
Sebelum tahun 1970-an, Toraja hampir tidak dikenal oleh wisatawan barat. Pada tahun 1971, sekitar 50 orang Eropa mengunjungi Tana Toraja. Pada 1972, sedikitnya 400 orang turis menghadiri upacara pemakaman Puang dari Sangalla, bangsawan tertinggi di Tana Toraja dan bangsawan Toraja terakhir yang berdarah murni. Peristiwa tersebut didokumentasikan oleh National Geographic dan disiarkan di beberapa negara Eropa.Pada 1976, sekitar 12,000 wisatawan mengunjungi Toraja dan pada 1981, seni patung Toraja dipamerkan di banyak museum di Amerika Utara."Tanah raja-raja surgawi di Toraja", seperti yang tertulis di brosur pameran, telah menarik minat dunia luar.
Pada tahun 1984, Kementerian Pariwisata Indonesia menyatakan Kabupaten Toraja sebagai primadona Sulawesi Selatan. Tana Toraja dipromosikan sebagai "perhentian kedua setelah Bali".Pariwisata menjadi sangat meningkat: menjelang tahun 1985, terdapat 150.000 wisatawan asing yang mengunjungi Tana Toraja (selain 80.000 turis domestik),dan jumlah pengunjung asing tahunan tercatat sebanyak 40.000 orang pada tahun 1989.Suvenir dijual di Rantepao, pusat kebudayaan Toraja, banyak hotel dan restoran wisata yang dibuka, selain itu dibuat sebuah lapangan udara baru pada tahun 1981.
Para pengembang pariwisata menjadikan Toraja sebagai daerah petualangan yang eksotis, memiliki kekayaan budaya dan terpencil. Wisatawan Barat dianjurkan untuk mengunjungi desa zaman batu dan pemakaman purbakala. Toraja adalah tempat bagi wisatawan yang telah mengunjungi Bali dan ingin melihat pulau-pulau lain yang liar dan "belum tersentuh". Tetapi suku Toraja merasa bahwa tongkonan dan berbagai ritual Toraja lainnya telah dijadikan sarana mengeruk keuntungan, dan mengeluh bahwa hal tersebut terlalu dikomersilkan. Hal ini berakibat pada beberapa bentrokan antara masyarakat Toraja dan pengembang pariwisata, yang dianggap sebagai orang luar oleh suku Toraja.
Bentrokan antara para pemimpin lokal Toraja dan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (sebagai pengembang wisata) terjadi pada tahun 1985. Pemerintah menjadikan 18 desa Toraja dan tempat pemakaman tradisional sebagai "objek wisata". Akibatnya, beberapa pembatasan diterapkan pada daerah-daerah tersebut, misalnya orang Toraja dilarang mengubah tongkonan dan tempat pemakaman mereka. Hal tersebut ditentang oleh beberapa pemuka masyarakat Toraja, karena mereka merasa bahwa ritual dan tradisi mereka telah ditentukan oleh pihak luar. Akibatnya, pada tahun 1987 desa Kete Kesu dan beberapa desa lainnya yang ditunjuk sebagai "objek wisata" menutup pintu mereka dari wisatawan. Namun penutupan ini hanya berlangsung beberapa hari saja karena penduduk desa merasa sulit bertahan hidup tanpa pendapatan dari penjualan suvenir.
Pariwisata juga turut mengubah masyarakat Toraja. Dahulu terdapat sebuah ritual yang memungkinkan rakyat biasa untuk menikahi bangsawan (Puang), dan dengan demikian anak mereka akan mendapatkan gelar bangsawan. Namun, citra masyarakat Toraja yang diciptakan untuk para wisatawan telah mengikis hirarki tradisionalnya yang ketat,sehingga status kehormatan tidak lagi dipandang seperti sebelumnya. Banyak laki-laki biasa dapat saja menyatakan diri dan anak-anak mereka sebagai bangsawan, dengan cara memperoleh kekayaan yang cukup lalu menikahi perempuan bangsawan.

Lets Go Tours & Travel, Makassar.
Jl. Penghibur No.46
(Losari Beach Area),
MAKASSAR,SOUTH-SULAWESI
(0411) 316083, (0411) 2442233,082187623626, 085299084999
Email / YM :
Lets_gotour2@yahoo.com & lets_go.tourtravel@yahoo.com










Visit Makassar 2011

Lets Go Tours & Travel,Makassar
Sahabat perjalanan wisata anda 

Kami dari Lets Go Tours & Travel ingin menawarkan kepada anda beberapa paket wisata Makassar, mulai dari paket wisata 3 Hari 2 Malam, 4 Hari 3 Malam, 5 Hari 4 Malam dan seterusnya.
Beberapa pilihan paket wisata Makassar & Sulawesi area antara lain :
  • Makassar City Tour ( Pantai Losari, Pantai Akkarena, Benteng Rotterdam, Benteng Somba opu, Balla' Lompoa, Makam Pangeran Diponegoro, Shopping Tour )
Anjungan pantai losari Makassar
Pantai Akkarena Makassar
Benteng Rotterdam
  • Fullday Trans Studio Makassar
Trans Studio Theme Park World Makassar
  • Wisata Bahari Makassar ( Pulau kayangan, Pulau Samalona, dan Pulau Lae-lae )
Pulau Samalona Makassar
  • Wisata Pantai & Pasir Putih Tanjung Bira Bulukumba
Pantai Tanjung bira
Pasir putih Tanjung bira
  • Taman laut Takabonerate Pulau Selayar
Coral di Taman bawah laut Takabonerate
Seorang wisatawan menikmati keindahan taman bawah lau takabonerate dengan menyelam
  • Air Terjun & Museum Kupukupu Bantimurung
Air terjun Bantimurung
Tempat penangkaran kupukupu di Bantimurung
  • Air Terjun, Wisata alam & Pegunungan Malino
Air terjun Malino
Perkebunan teh di Malino
  • Keunikan budaya Suku Toraja 
    Tongkonan, rumah adat khas suku Toraja
Tempat penguburan suku Toraja yang diukir di atas bukit
Rambusolo, adalah upacara pemakaman khas suku Toraja

Fasilitas Paket:
  • Transportasi Full AC standar pariwisata
  • Akomodasi / Hotel sesuai pilihan harga
  • Konsumsi
  • Local guide
  • Program obyek wisata dan tiket masuk
  • Retribusi ( Tol & Parkir )
  • Check in airport ( saat keberangkatan pulang )
  • Fasilitas lainnya sesuai permintaan konsumen
Kami juga melayani :
  • Rental transportasi pariwisata
  • Tour Domestik & International
Reservasi & Informasi silahkan hubungi kami:
Lets Go Tours & Travel, Makassar.
Jl. Penghibur No.46
(Losari Beach Area),
MAKASSAR,SOUTH-SULAWESI
(0411) 316083, (0411) 2442233,082187623626, 085299084999
Email / YM :
Lets_gotour2@yahoo.com & lets_go.tourtravel@yahoo.com

Taman Laut Takabonerate di Pulau Selayar Sulawesi Selatan

Lets-Go Tours & Travel
Sahabat perjalanan wisata anda

Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².
Topografi kawasan sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Diantara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan ketapang (Terminalia catappa).
 Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna,(barrier reef)(fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh. dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol dan terumbu tepi

Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).

Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).
Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).

Sebanyak 15 buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilakukan kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya.
Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Cara menuju lokasi: Mengg-gunakan bis dari Makassar ke Bulukumba (153 km) dengan waktu tempuh lima jam, kemudian ke pelabuhan Pamatata Selayar dengan ferry sekitar dua jam, yang dilanjutkan ke Benteng sekitar 1,5 jam. Dari Benteng ke pulau terdekat yaitu Rajuni Kecil menggunakan kapal kayu sekitar lima jam.

Terima kasih


Lets-Go Tours & Travel
Office : Jl.Penghibur No.46 Makassar
Phone : 0411-2442233 / 0411-316083
Fax : 0411-316083
Mobile : 085299084999 , 08176369172 , 082187623626
Email : Lets_go.tourtravel@yahoo.com
 

PANTAI DAN PASIR PUTIH TANJUNG BIRA

Lets-Go Tours & Travel
Sahabat perjalanan wisata anda

Tanjung bira terkenal dengan pantai pasir putihnya yang cantik dan menyenangkan. Airnya jernih, baik untuk tempat berenang dan berjemur. Disini kita dapat menikmati matahari terbit dan terbenam dengan cahayanya yang berkilau nenbersit pada hamparan pasir putih sepanjang puluhan kilometer.

Pantai bira yang sudah terkenal hingga mancanegara, kini sudah ditata secara apik menjadi kawasan wisata yang patutu di andalkan. Berbagai sarana sudah tersedia, seperti perhotelan, restoran, serta sarana telekomunikasi, pantai bira berlokasi sekitar 41 km kearah timur dari kota bulukumba. dengan pelabuhan penyeberangan fery yang menghubungkan daratan Sulawesi Selatan dengan pulau selayar.

Salah satu kawasan di pantai tanjung bira

Tanjung Bira merupakan pantai pasir putih  yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan. Pantai ini termasuk pantai yang  bersih, tertata rapi, dan air lautnya jernih. Keindahan dan kenyamanan pantai ini terkenal hingga ke mancanegara. Turis-turis asing dari berbagai negara banyak yang berkunjung ke tempat ini untuk berlibur.

Pantai Tanjung Bira sangat indah dan  memukau dengan pasir putihnya yang lembut seperti tepung terigu. Di lokasi,  para pengunjung dapat berenang, berjemur, diving dan snorkling. Para pengunjung juga dapat menyaksikan  matahari terbit dan terbenam di satu posisi yang sama, serta dapat menikmati  keindahan dua pulau yang ada di depan pantai ini, yaitu Pulau Liukang dan Pulau  Kambing.

Beberapa wisatawan sedang menikmati pasir putih dan pantai di tanjung bira

Kawasan wisata Pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, penginapan, villa, bungalow, dan hotel dengan tarif mulai dari Rp. 100.000,- hingga Rp. 600.000,-  per hari. Di tempat ini juga terdapat persewaan perlengkapan diving dan snorkling dengan tarif Rp. 30.000,-.

Bagi pengunjung yang selesai berenang di pantai,  disediakan kamar mandi umum dan air tawar untuk membersihkan pasir dan air laut  yang masih lengket di badan. Bagi pengunjung yang ingin berkeliling di sekitar pantai, tersedia persewaan motor dengan tarif Rp. 65.000,-. Di kawasan pantai  juga terdapat pelabuhan kapal ferry yang siap mengantarkan pengunjung yang ingin berwisata selam ke Pulau Selayar.

Deretan vila yang berada di kawasan pantai tanjung bira
Pantai tanjung bira
Hamparan pasir putih di pantai tanjung bira
 
Terima kasih

Lets-Go Tours & Travel
Office : Jl.Penghibur No.46 Makassar
Phone : 0411-2442233 / 0411-316083
Fax : 0411-316083
Mobile : 085299084999 , 08176369172 , 082187623626
Email : Lets_go.tourtravel@yahoo.com

PULAU SAMALONA

Lets-Go Tours & Travel
Sahabat perjalanan wisata anda

Pulau samalona merupakan gugusan pulau karang yang berbentuk bundar dengan luas 2,34 hektar. pulau ini merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Pasirnya yang putih dan airnya yang jernih menjadikan pulau ini cocok untuk berjemur. selain itu, kawasan pulau ini sangat bagus untuk menyelam, karena disekelilingnya terdapat karang-karang laut yang dihuni beraneka ragam ikan tropis yang berwarna-warni dan biota laut lainnya.

Pulau samalona terkenal dengan airnya yang jernih dan pasir putihnya

Pulau ini menyimpan sejuta misteri tentang karamnya sejuta kapal peninggalan dunia ke-II. ada sujumlah kapal karam dikawasan pulau ini diantaranya: kapal maru, kapal lancaster bomber, kapal kargo hakko maru. kapal-kapal yang karam tersebut telah berubah wujud menjadi karang dan menjadi rumah atau tempat tinggal bagi ratusan biota laut yang beraneka ragam bentuk dan jenis serta warna yang sangat mengagumkan. Keindahan inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang berenang diantara bangkai-bangkai kapal karam tersebut.

Dermaga yang terletak di pulau samalona

Selain misteri dan keindahan taman lautnya, para wisatawan juga dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenamnya matahari pada satu posisi yang sama. Di pulau ini, para wisatawan dapat menikmati kelezatan berbagai macam seafood segar yang dimasak dengan cara yang begitu cukup unik, yaitu diletakkan diatas tempurung kelapa kemudian ditutupi dengan daun pohon yang tumbuh disekitar pulau.

Keindahan suasana matahari terbit tampak sangat cantik bila disaksikan di pulau samalona

Di lokasi ini tersedia penginapan sederhana berbentuk rumah pangggung yang dapat menampung sekitar 20 orang dengan tarif antara Rp. 150.000,00 hingga Rp. 250.000,00/rumah/malam. Selain itu, juga tersedia beberapa warung makan yang menyediakan aneka ragam seafood segar, dengan harga berkisar antara Rp.15.000,00 sampai Rp. 20.000,00/porsi.
Pulau Samalona berjarak sekitar 6,8 km dari Kota Makassar, dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 - 30 menit dengan menggunakan speed boat berkapasitas maksimal 12 orang dengan biaya berkisar antara Rp. 250.000,00 sampai Rp. 350.000,00 pulang-pergi.




Salah satu penginapan yang disewakan di pulau samalona
Salah satu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai pulau samalona
salah satu fasilitas water sport di pulau samalona adalah speed boat
salah seorang pengunjung pulau samalona sedang menikmati snorkeling